Sabtu, 14 Januari 2017

Cuaca dan Iklim serta Pengaruhnya terhadap Persebaran Vegetasi


A.    Cuaca
Cuaca adalah keadaan udara atau atmosfer pada suatu wilayah yang relatif sempit dan dalam jangka waktu yang relatif singkat. Cuaca bisa berubah dalam waktu yang relatif singkat, misalnya cuaca siang hari yang panas pada sore atau malam hari akan berubah menjadi dingin dan sebagainya. Ilmu yang khusus mempelajari tentang cuaca disebut meteorologi.
1.      Peranan cuaca dan iklim terhadap vegetasi
Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan oleh sesuatu unsur cuaca/iklim kepada kegiatan pertanian. Dampak lansung tersebut ada yang dirasakan seketika, dan ada yang dirasakan.secara.lambat. 
Dampak langsung seketika, misalnya curah hujan yang lebat atau terus menerus dapat menimbulkan tanah longsor saat itu; angin kencang menimbulkan kerusakan batang tanaman, adanya embun beku yangmengenai tanaman membuat daun dan batang tanaman menjadi kering.
Dampak langsung yang diraskan secara lambat adalah kadar cuaca yang baru dirasakan setelah berkali-kali terjadi; misalnya tanah menjadi lembap setelah beberapa hari turun hujan; tanah menjadi kering setelah beberapa hari hujan makin berkurang.
Dampak tidak langsung adalah dampak yang ditimbulkan oleh faktor lain tetapi faktor tersebut timbul berkaitan dengan cuaca/iklim yang terjadi, sedangkan kadar cuaca/iklim yang terjadi tersebut diperlukan bagi kegiatan pertanian pada waktu itu. Cuaca / iklim tidak hanya diperlukan tanaman saja tetapi hama , penyakit, tumbuhan parasit juga memerlukan cuaca / iklim. Sering terjadi bahwa kerusakan tanaman tidak karena cuaca saat itu secara langsung , tetapi karena timbulnya hama, penyakit, parasit yang justru hidup subur pada saat adanya cuaca yang diperlukan bagi tanaman dan kegiatan pertanian waktu itu. Dengan demikian gangguan tidak timbul dari cuaca, tetapi karena hama, penyakit, dan parasit yang hidup subur karena didukung cuaca waktu itu.
Menurut  Yusmin (2008), Perubahan iklim akan membawa pengaruh terhadap intensitas dampak dan sangat tergantung terhadap penyimpangannya (ekstern atau tidak ekstern). Secara umum dampak penyimpangan iklim, meliputi:
1.      Kegagalan panen tanaman pangan akibat kekeringan.
2.      Kegagalan panen tanaman pangan akibat banjir.
3.      Penurunan produksi holtikultura akibat penyimpangan iklim yang mempengaruhi periode pertumbuhan.
4.      Kebakaran hutan yang memengaruhi produksi kayu dan hasil hutan.
5.      Menurunnya kesediaan air, yang akan mengganggu proses budidaya pertanian.
6.      Kebakaran hutan.

B.     Iklim
Iklim  adalah cuaca rata-rata di daerah luas dalam jangka waktu  panjang ( kira-kira 30 tahun). Di muka bumi ini iklim sangatlah beragam, hal ini disebabkan karena rotasi dan revolusi serta adanya perbedaan garis lintang.



Beberapa macam iklim dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Iklim Matahari
Klasifikasi iklim matahari, didasarkan pada jumlah sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pembagian daerah iklim dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a.       Daerah Iklim Tropis : 00 – 23,50 LU/LS
b.      Daerah Iklim Subtropis : 230 - 400 LU/LS
c.       Daerah Iklim Sedang : 400 – 66,50 LU/LS
d.      Daerah Iklim Dingin : 66,50 – 900 LU/LS
2.      Iklim Fisis
Iklim Fisis adalah iklim yang didasarkan pada pembagian daerah menurut kenyataan ssungguhnya sebagai pengaruh dari faktor – faktor fisis berikut.
a.       Pengaruh daratan yang luas
b.      Pengaruh lautan
c.       Pengaruh angin
d.      Pengaruh arus laut
e.       Pengaruh vegetasi
f.       Pengaruh topografi
Menurut pembagian iklim fisis ada daerah iklim kontinental, daerah iklim gurun, daerah iklim pegunungan, dan daerah iklim tundra.
3.      Iklim kodrat
Pembagian iklim ini disesuaikan dengan batas kehidupan tumbuh-tumbuhan dan sebagai batas daerah iklim digunakan garis isoterm pada bulan terpanas dan terdingin selama satu tahun.
4.      Iklim Koppen
Iklim ini paling banyak dipergunakan orang. Klasifikasinya berdasarkan curah hujan dan suhu. Koppen membagi iklim dalam 5 daerah iklim dan dinyatakan dalam simbol huruf.


a.                   Iklim A (Iklim Hujan Tropis)
Temperatur bulan terdingin tidak kurang dari 180C, curah hujan tahunan tinggi, rata-rata lebih dari 70 cm/tahun. Tumbuhan beraneka ragam.
1. Af   : Iklim hutan hujan tropis
2. Aw : Iklim sabana
b.         Iklim B (Iklim Kering atau Gurun)
Terdapat di daerah gurun atau semi arid (steppa), curah hujan terendah 25,5 mm/tahun. Penguapan besar.
1.      Bs  : Iklim stepa
2.      Bw : Iklim gurun
c.                   Iklim C (Iklim Sedang)
Temperatur bulan terdingin 180C sampai -30C.
1. Cf   : Iklim sedang maritim tidak dengan musim kering
2. Cw : Iklim sedang maritim dengan musim dingin yang kering
3. Cs  :  Iklim sedang maritim dengan musim panas yang kering
d.         Iklim D (Iklim Salju atau Microtermal)
Suhu rata-rata bulan terpanas lebih dari 100C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin -30C.
1. Df   : Iklim sedang kontinental yang selalu basah
2. Dw: Iklim sedang kontinental dengan musim dingin yang kering
e.         Iklim E (Iklim Kutub)
Terdapat di daerah arktik dan antartika. Suhu tidak pernah lebih dari 100C. Tidak mempunyai musim panas yang benar-benar panas.
1.      Et : Iklim tundra
2.      Ef : Iklim es abadi
5.      Iklim Schmidt-Ferguson
Di Indonesia terbagi menjadi 8 tipe Iklim :
a.       kategori sangat basah, nilai Q = 0 – 14,3 %
b.      kategori basah, nilai Q = 14,3 – 33,3 %
c.       kategori agak basah nilai Q 33,3 – 60 %
d.      kategori sedang, nilai Q = 60 – 100 %
e.       kategori agak kering, nilai Q = 100 – 167 %
f.       kategori kering, nilai Q = 167 – 300 %
g.      kategori sangat kering, nilai Q = 300 – 700 %
h.      kategori luar biasa kering, nilai Q = lebih dari 700 %
6.      Iklim Oldeman
Seperti halnya metode Schmidt-Ferguson, metode Oldeman (1975),hanya memakai unsur curah hujan sebagai dasar klasifikasi iklim. Bulan basah dan Bulan kering secara berturut-turut, yang dikaitkan dengan pertanian untuk daerah-daerah tertentu. Maka penggolongan iklimnya dikenal dengan sebutan zona agroklimat (agrolimatic classification).
Oldeman membagi 5 daerah agroklimat utama, yaitu :
a.       Jika terdapat lebih dari  9 bulan basah berurutan
b.      Jika terdapat 7-9 bulan basah berurutan
c.       Jika terdapat 5-6 bulan basah berurutan
d.      Jika terdapat 3-4 bulan basah berurutan
e.       Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan
Klasifikasi yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut :
a.       Bulan basah apabila curah hujannya lebih dari 200 mm.
b.      Bulan lembab apabila curah hujannya 100-200 mm.
c.       Bulan kering apabila curah hujannya kurang dari 100 mm.
7.      Iklim F. Junghuhn
Klasifikasi iklim Junghuhn didasarkan pada ketinggian tempat yang dikaitkan dengan jenis tanaman yang dapat tumbuh dan bereproduksi secara optimal di suatu daerah. Junghuhn mengklarifikasikan daerah iklim di Pulau Jawa secara vertikal, yakni sesuai dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan.

C.    Pengaruh cuaca dan iklim terhadap persebaran vegetasi
Vegetasi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Persebaran Tumbuhan ditentukan oleh faktor geologis, geografis (seperti ketinggian dan garis lintang) dan curah hujan. Dengan demikian disetiap belahan bumi akan berbeda jenis vegetasinya. Menurut Merriem persebaran tumbuhan dari khatulistiwa ke daerah lintang tinggi memiliki cir-ciri sebagai berikut:
1.      Keanekaragaman tumbuhan berkurang
2.      Kerapatan tumbuhan semakin renggang
3.      Ketinggian tumbuhan semakin berkurang
Berdasarkan topografi, semakin tinggi suatu tempat maka suhu udara semakin rendah. Dengan demikian vegetasi di setiap ketinggian akan berbeda tergantung suhu yang mempengaruhi tumbuhan tersebut.
Iklim, terutama suhu udara dan curah hujan, mempunyai pengruh yang besar terhadap persebaran flora. Indonesia beriklim tropis sehingga suhu udara rata-rata tiap tahun menjadi cukup tinggi. Oleh sebab itu, tumbuh-tumbuhan di Indonesia tumbuh sepanjang tahun dan tidak menngalami musim gugur seperti di negara-negara beriklim subtropis. Selain itu, perbedaan intensitas curah hujan di tia-tiap wilayah Indonesia mempengaruhi jenis dan pertumbuhan floranya.
1.         Pengaruh cuaca dan iklim terhadap persebaran vegetasi di Indonesia
Berdasarkan banyak sedikitnya curah hujan di tiap daerah, pembagian flora di Indonesia antara lain sebagai berikut :
a.       Hutan hujan tropis. Hutan ini sangat lebat dan sinar matahari tidak dapat menembus ke bawah. Contohnya terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
b.      Hutan musim. Hutan yang daun-daunnya meranggas pada musim kemarau dan tumbuh di musim penghujan. Terdapat di daerah-daerah lintang tinggi dengan curah hujan yang sedang, seperti hutan jati di Jawa dan Sulawesi (Buton).
c.       Sabana. Merupakan daerah yang bersuhu udara tinggi dengan curah hujan sedikit, terdapat padang rumput yang diselingi semak belukar (sabana). Contohnya terdapat di NTB, NTT dan Sulawesi Tengah.
2.             Pengaruh cuaca dan iklim terhadap persebaran vegetasi dunia:
a.     Padang Rumput

Vegetasi ini terdapat di daerah tropis sampai subtropis dengan curah hujan antara 25 cm – 50 cm pertahun. Ciri-ciri vegetasi yaitu tidak ada pohon melainkan rumput (Graminae). Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Vegetasi di daerah ini tergantung pada kelembaban. Hewann yang hidup di daerah ini  antara lain bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus, dan ular. Terdapat pada daerah Hongaria, Amerika Utara, Argentina dan Rusia Selatan.
Padang rumput adalah suatu wilayah yang tumbuhannya didominasi oleh rerumputan dengan karakteristik wilayah sebagai berikut:
1.         terletak di daerah tropis sampai subtropis,
2.         curah hujan antara 25 cm - 50 cm per tahun,
3.         terdapat di daerah basah, seperti Amerika Utara dan India.
b.      Gurun 

Daerah ini berbatasan dengan padang rumput. Semakin jauh dari padang rumput maka keadaan semakin gersang. Curah hujannya sangat rendah berkisar kurang dari 25 cm per tahun dan hujan turun tidak lebat juga tidak teratur. Ciri-ciri vegetasi dengan jumlah pohon sangat sedikit yang tumbuh adalah jenis tumbuhan tahan kering (xerofit), berbunga dan berbuah dalam waktu pendek (efermer). Matahari bersinar terik didaerah ini hingga suhu pada musim panas dapat mencapai 40o dan amplitudo suhu hariannya sangat besar. Tanah yang tandus dan kandungan air yang sangat rendah membuat tumbuhan dan hewan-hewan tertentu saja yang dapat bertahan di daerah ini. Tumbuhan yang dapat bertahan di gurun di antaranya kaktus yang memiliki batang yang dapat menyimpan cadangan air dalam waktu yang lama, berdaun seperti duri atau tak berdaun dan memiliki akar panjang, sedangkan hewan yang dapat bertahan di gurun di antaranya adalah unta dan ular. Daerah gurun Gobi (RRC), gurun Sahara (Afrika Utara), gurun Kalahari (Afrika Selatan).
Gurun merupakan daerah tandus yang berbatasan dengan padang rumput dan semakin menjauh dari padang rumput semakin gersang. Ciri-ciri gurun sebagai berikut:
1.      curah hujan rendah (kurang dari 25 cm per tahun),
2.      hujan turun tidak teratur dan tidak pernah lebat,
3.      matahari sangat terik (pada musim panas suhu dapat mencapai 40o C), dan
4.      amplitudo harian sangat besar.
c.       Tundra

Tundra merupakan daerah yang dingin dan beku. Terdapat didaerah kutub dan beriklim kutub. Pepohonan disini amat pendek (semak) dan lumut kerak (Lichenes). Masa pertumbuhan sangat pendek karena pada musim dingin air membeku menjadi es. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Selain tumbuhan, terdapat pula hewan yang hidup didaerah ini seperti beruang kutub, rusa kutub, serigala, burung-burung yang bermigrasi. Beberapa diantara mereka ada yang menetap dan ada pula yang datang hanya pada saat musim panas.
Tundra adalah daerah dingin (beku), dengan ciri-ciri:
1.      terletak hanya di daerah kutub utara,
2.      memiliki iklim kutub,
3.      pohon rendah/amat pendek (semak) dan lumut,
4.      masa pertumbuhan vegetasi sangat pendek.  
d.      Hutan hujan tropis

Berada di daerah tropis dan subtropis. Mempunyai spesies pohon yang beragam dan sepanjang tahun selalu mendapatkan air. Bioma hutan hujan tropis terdapat di kawasan garis khatulistiwa di seluruh dunia, seperti Asia tengah termasuk Indonesia, Amerika tengah dan selatan, Afrika, serta Australia. Hutan hujan tropis memiliki temperatur dengan kisaran 25°C per tahun dan curah hujan yang tinggi sekitar 200 cm per tahun. Ketinggian tumbuhan 20 m sampai 40 m. Pepohonannya berdaun lebar dan terdapat jenis pohon dari sulur hingga kayu keras. Hewan di daerah ini pun beragam.
Hutan hujan topis terdapat di daerah tropis dan subtropis. Hutan ini sepanjang tahun selalu mendapatkan air dan mempunyai spesies pepohonan yang beragam. Ciri-cirinya sebagai berikut:
1.      masa pertumbuhannya lama,
2.      jenis tumbuhannya banyak,
3.      ketinggian 20 m sampai 40 m,
4.      berdaun lebar,
5.      hutan basah,
6.      jenis pohon sulur hingga kayu keras.
e.       Hutan gugur 

Terdapat di daerah yang memiliki dua musim. Pada musim panas, dedaunan akan berwarna hijau. Sedangkan pada musim dingin, pepohonan akan mengugurkan dedaunannya. Terdapat pada daerah iklim sedang, seperti Eropa, sebagian Asia dan Amerika. Curah hujan antara 75 cm – 100 cm per tahun. Hewan yang hidup di bioma ini antara lain tikus, beruang, bajing, dan burung. Beberapa hewan pada bioma ini dapat melakukan hibernasi, yaitu tidur panjang selama musim dingin dengan terlebih dahulu mengonsumsi banyak makanan.
Hutan ini selain didominasi padang rumput, juga mempunyai tumbuhan yang daunnya gugur pada musim gugur. Hutan gugur memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      curah hujan merata sepanjang tahun,
2.      curah hujan antara 75 cm - sampai 100 cm per tahun,
3.      terdapat di daerah yang memiliki empat musim,
4.      pohon tidak terlalu rapat,
5.      ketinggian tumbuhan 10 m - 20 m,
6.      spesiesnya sedikit.
f.       Taiga 

Didominasi oleh tumbuhan yang berdaun seperti jarum (conifer). Bioma ini memiliki curah hujan 35 cm sampai dengan 40 cm per tahun. Daerah ini sangat basah karena penguapan yang rendah. Ciri-ciri lainnya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. 
Hutan yang didominasi oleh tanaman pohon pinus berdaun seperti jarum. Persebarannya di Indonesia sangat merata dan beraneka. Banyak tumbuhan yang hanya tumbuh di Indonesia (endemic). Dari 300.000 jenis tumbuhan di bumi ini kurang lebih 37.000 jenis (12,3%) terdapat di Indonesia. Hal ini karena Indonesia terletak di antara dua kawasan biogeografi, yaitu Oriental dan Australia. Ada beberapa jenis tumbuhan langka yang tumbuh di Indonesia, misalnya bunga Raflesia di Bengkulu, D.I. Aceh, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Jambi dan Jawa Barat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar